Minggu, 25 Mei 2008

MENUAI IBROH DARI SEEKOR UNTA

Mengapa mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan ?”

(Q.S Al Ghasyiyah : 17)


Sebentar lagi kita akan merayakan hari raya yang dinanti-nanti oleh umat Islam di belahan bumi Allah ini, yaitu Idul Adha 1428 H. Kalau kita berbicara tentang Idul Adha kita pasti juga menyinggung tentang keberadaan unta, karena unta adalah salah satu hewan qurban yang sah untuk berqurban.


Ketika saudara-saudara kita yang sedang menjalankan ibadah haji terutama setelah melaksanakan Wukuf di padang Arofah, pada tanggal 10 Dzulhijah mereka akan melihat ayat Allah diatas berbicara. Mereka melihat bagaimana seekor unta disembelih, unta-unta tersebut dengan ikhlasnya disembelih dalam keadaan berdiri. Hal ini menunjukkan betapa tulusnya ketika dihadapkan akan panggilan Allah SWT yang menyerukan kita untuk berqurban karena-Nya.


Ayat diatas menuntunkan kepada kita untuk memperhatikan bagaimana unta-unta diciptakan. Betapa indahnya unta itu, yang tiada hewan lain serupa dengannya, badannya besar, tubuhnya kuat, sangat sabar menahan haus dan lapar selama 17 hari 17 malam, tidak pernah mengeluh, yang tak ada hewan lain dapat menyamainya.


Dialah hewan yang sanggup memikul beban berat, mengarungi kesulitan dan menempuh jarak yang sangat jauh dan dia tahan dengan suhu sampai 500 C dalam keadaan tidak berkeringat, sehingga binatang ini digelari orang sebagai “Kapal padang pasir”, lebihnya lagi ketika unta itu hendak akan pulang dari perjalanan yang sangat jauh dapat mengingat kembali jalan pulangnya tanpa kendali dari penumpangnya. Selain itu, (maaf) air kencing unta dapat digunakan untuk berkeramas, kulitnya untuk tameng seperti yang dilakukan oleh Rasulallah SAW, dan unta mampu minum air dalam keadaan keruh sekalipun, namun dapat mengeluarkan air susu yang proteinnya sangat tinggi.


Di dalam kondisi kita yang semakin terjepit baik dari segi ekonomi, sosial dan politik seperti sekarang ini, akankah kita dapat tabah dan sabar seperti halnya tabiat unta diatas? Sudah saatnya kita berserah diri untuk rela mengorbankan seluruh aspek duniawi yang kita miliki hanya untuk Allah SWT semata, seperti halnya seekor unta disembelih. Kita jangan mudah mengeluh atas beban berat yang kita pikul, karena itu adalah cobaan yang patut kita jalankan dengan penuh tawakal.


Di dalam momentum yang sangat tepat ini marilah kita laksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya kepada yang berhak. Allah SWT berfirman, “Harta yang mereka timbun (simpan) akan dililitkan di lehernya pada hari kebangkitan.” (Q.S. 3:180). Ayat ini menyerukan kepada kita semua untuk rela mengorbankan harta yang kita miliki untuk dijadikan seekor kambing dan kemudian dagingnya kita berikan kepada kaum fakir dan miskin. Harta inilah yang disebut harta abadi, karena akan terus bersama kita sampai ke akherat kelak, sedangkan harta yang tidak kita nafkahkan hanya akan menjadi sampah di dunia.

Tidak ada komentar: